Nah, biasanya untuk mendapatkanmobil sekendengankondisiterbaik, ada banyak aspek yang harus dipertimbangkan. Salah satu pertimbangan utama orang dalam membelimobil sekenadalah mobil yang bukan atau bebasbekastabrakan. Untuk mengetahuikondisimobil sekenbekastabrakanatau tidak, ada bagian yang bisa dilihat dengan mudah.
"Di bagian bibir dalampintu mobilatau kap mesin terdapat tonjolansealerdari cetakan produksi pabrikan mobil berbahan karet," terang Masyogi Adiputra, Head of MarketplaceCarro Indonesiakepada GridOto.com. Sealerpadamobil sekenyang bebastabrakanterlihat mulus, tetap terlihat menyatu dengan panelpintu mobil. Kalau di mobilbekastabrakan,sealerbiasanya sudah terlihat retak ataubekastekukan sebagai indikasi pernahtabrakandan mobil masukbody repair.
Jika dilihat secara fisik masih samar, Uuntuk mengetahui perbedaannya Anda bisa tekan dengan jari atau kuku pada bagiansealer. "Mobil yang bebasbekastabrakansealer nya masih keras dan kaku kalau ditekan, karena dari pabrikan mobil dibuat seperti itu," jelas Masyogi. Lanjut Masyogi, mobilbekastabrakanmemilikisealeryang terasa kenyal dan mudah digoyangkan saat dipegang.
"Berarti ada indikasisealer nya sudah diganti sewaktu mobil masuk body repair sebelum dijual," sebut Masyogi. Karena murah, banyak orang beli mobil bekas ketimbang membeli mobil baru. Namun, sebagai calon pembeli mobil bekas, kita juga harus pintar pintar memilih dan menganalisa mobil yang akan dibeli.
Salah satu hal yang paling sering ditekankan adalah soal ada atau tidaknya jejak sisa tabrakan pada mobil bekas tersebut. Hal ini bukannya tanpa alasan. “Kalau dari perspektif road safety, membeli kendaraan yang pernah tabrakan sangat tidak disarankan,” buka Adrianto Sugiarto Wiyono, Dosen Transportasi Politeknik APP Jakarta yang juga Senior Instructor Indonesia Defensive Driving Centre (IDDC) kepada GridOto.com (10/6). Setiap mobil harus memenuhi aspek roadworthiness alias kelayak jalanan dan crashworthiness alias kelayak tabrakan.
Mungkin saja kendaraan yang pernah mengalami tabrakan tersebut masih dapat berjalan dengan baik, namun yang menjadi masalah adalah struktur kendaraan tersebut sudah berubah. “Jika terjadi tabrakan di titik yang sama, maka sudah pasti kendaraan tersebut tidak akan dapat melindungi penumpang di dalamnya,” terang Adrianto. Hal ini mengingat mobil baru saja diharuskan untuk menjalankan pengujian yang ketat dan panjang sampai bisa dipasarkan.
“Jika kendaraan pernah tertabrak dan strukturnya berubah, maka logikanya perlu pengujian lagi untuk memastikan bahwa kendaraan tersebut layak jalan,” jelasnya.