Penulis naskah sinetron, Aya Swords membeberkan alasannya mengapa sinetron Indonesia punya episode yang panjang panjang. Aya merupakan penulis yang aktif menulis naskah sinetron pada 2016 2017. Dia juga turut mengambil bagian dalam menulis naskah sinetron yang memperlihatkan adegan boneka Hello Kitty direbus didalam panci.
Diketahui, setelah sempat viral pada 2016, adegan sinetron Surya Yang Kedua kembali menjadi viral belakangan ini. Dalam video yang beredar merekam adegan saat Nabila Syakieb terkejut melihat boneka Hello Kitty direbus dalam panci berisi air panas. Dalam utas yang dibagikan di akun media sosial Twitter nya, @ayaswords menjelaskan mengapa alur cerita sinetron Indonesia sering tidak masuk akal tapi episodenya bisa panjang.
Hal itu, lanjut dia, karena rating sinetron tersebut masih bagus dan penontonnya masih banyak. Q: Kenapa sih alur ceritanya udah ga masuk akal tapi tetep dilanjutin? A: Simply karena ratingnya masih bagus, yg nonton masih banyak.
Jam segitu ibu2 atau ART masih belum pada bobo nungguin ini. Jadi ya kita mah alhamdulillah nulis dan syuting aja terus demi mengais rejeki. Jadi ngerti kan ya sekarang kenapa sinetron indonesia suka dipanjang2in sampe pemeran utamanya ilang2 ingatan biar ada cerita baru wkwkwk. Karena ratingnya MASIH TINGGI guys. Kalau rating rendah pasti collapse sendiri ga akan dipaksain sumpah ," tulis Aya.
Tak hanya itu, sinetron Indonesia juga dianggap terlalu dibuat buat dan tidak sesuai dengan realita. "Tapi tanpa kita sadari di luar sana banyak banget yang justru berpikiran berbanding terbalik sama kita." "Kalau kita jadikan sinetron ini masuk akal, relate sama kehidupan sehari hari belum tentu mereka suka."
Lantaran itu, kata dia, meski cerita sinetron tidak sesuai dengan hati penulis, namun mereka harus membuat jalan cerita sesuai keinganan pasar, dalam hal ini penonton. "Kadang ada pertentangan batin juga sih, tapi ya mau gimana lagi, itu juga menuntut keprofesionalan kita kan, tantangannya di situ sih," jelas Aya. "Jadi mau nggak mau, suka nggak suka, di industri ini kita harus ngingukti mau mereka," imbuhnya.
Meski banyak yang menuntut agar para penulis naskah membuat cerita yang berbobot, namun para penulis tidak bisa semudah itu menuruti kemauan itu. Sebab, mereka bukan pengendali lapangan, sedangkan di lapangan ada banyak faktor lain yang mendukung terciptanya sinetron. "Dari dana, keinginan pangsa pasar jadi banyak hal yang harus dipertimbangkan."
"Kita belum punya kemampuan sebesar itu untuk merubah itu (sinetron menjadi lebih berbobot)," kata Aya. Sebab, menurut Aya, sinetron Indonesia sudah menjadi sebuah kultur yang melekat erat di masyarakat. Sama seperti sinetron India yang mempunyai ciri khas musikalnya serta drama Korea yang punya ciri kisah romantisnya.
"Itu kan udah jadi ciri khas mereka, kalau mereka episodenya pendek pendek, kita panjang panjang ya sinetron yang laku yang seperti itu bukan tidak mungkin kita merubah," jelas dia. Menurut Aya, jika ingin merubah sinteron Indonesia menjadi lebih berkualitas, semua stasiun televisi harus kompak. Aya lantas mencotohkan, salah satu stasiun televisi yang mencoba membuat gebrakan dengan menyajikan tayangan yang lebih berkualitas.
Seperti membuat web series , membuat sinetron yang lebih berkualitas dengan sinematografi yang lebih bagus. Meski biaya yang dikeluarkan lebih besar, namun stasiun televisi tersebut tidak bisa menyaingi rating sinetron stripping. "Kenapa? Karena kita nggak bisa ngandelin satu pangsa pasar aja."
"Di industri ini kita mesti ngambil mana pangsa pasar yang lebih besar, jadi mau gimana suka nggak suka kita harus menuruti," tandasnya.